Morfologi dan Anatomi Organ Vegetatif Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Beserta Manfaat Bagi Kesehatan
Tanaman Jeruk Nipis
Indonesia adalah sebuah negara yang terletak di garis katulistiwa terletak diantara garis lintang 6° LU—11° LS dan 95° BT— 141°BT dan beriklim tropis. Daerah yang beriklim tropis ditandai dengan kelembapan udara yang relatif tinggi umumnya diatas 90%, memiliki curah hujan yang tinggi, temperature tahunan diatas 18°C hingga dapat mencapai 38°C pada musim kemarau, serta perbedaan diatara musim tidak terlalu terlihat kecuali periode sedikit hujan dan banyak hujan disertai angin kencang (Site default,2016). Salah satu keuntungan berada di daerah beriklim tropis adalah daerah tersebut sangat cocok kegiatan pertanian, perkebunan, pertambangan dan juga perindustrian. Dilihat dari kegiatan perkebunan salah satu tanaman yang sering ditanam di Indonesia adalah tanaman jeruk nipis. Tanaman ini selain ada di perkebunan, juga banyak ditemukan di sekitar pekarangan rumah karena tanaman ini tergolong tanaman yang mudah untuk ditanam. Selain itu, jeruk nipis dapat dijadikan tanaman hias karena dapat ditanam di pot yang dapat diletakkan dimana saja agar lebih bisa tertata.
Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle dikenal di pulau Sumatra dengan nama Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis (Sunda) dan jeruk pecel (Jawa), di pulau Kalimantan dikenal dengan nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan nama lemo ape, lemo kapasa (Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman puhat em nepi (Buru), ahusi hisni, aupfisis (Seram), inta, lemonepis, ausinepsis, usinepese (Ambon) dan Wanabeudu (Halmahera) sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo (Bali), dangaceta (Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan delomakii (Rote), (Purnomo.2014).
Klasifikasi Tanaman Jeruk Nipis
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus aurantiifolia (Cristm.)
Swingle
Morfologi dan Anatomi Akar
Pada tanaman jeruk nipis memiliki akar tunggang. Akar tunggang yaitu suatu akar yang pada akar primernya berkembang menjadi bercabang-cabang hingga menjadi serabut akar. Munculnya akar tunggang memiliki urutan dimulai dari akar primer yang berkembang menjadi akar pokok, kemudian akar tersebut bercabang-cabang hingga membentuk akar lateral, selanjutnya akar lateral akan bercabang dan membentuk serabut akar, hal tersebut dinamakan dengan sistem perakaran tunggang.
Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Xylem
4. Floem
Perbesaran 10x10
Pada irisan melintang
akar tanamn jeruk nipis terdapat jaraingan pelindung (epidermis) dan juga
jaringan pengangkut (xylem dan floem). Pada akar tanaman jeruk nipis memiliki
tipe berkas pengangkut bikolateral yaitu tipe ikatan pembuluh dimana xilem diapit oleh
floem luar dan floem dalam, serta tipe stele eustele yaitu tipe
stele yang jendela daun dan jaringan interfasikulernya tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain (tipe stele ini biasanya terdapat pada sistem jaringan
pengangkut kolateral atau bikolateral).
Morfologi dan Anatomi Batang
Batang
pada tanaman jeruk tergolong batang berkayu (lignosus) yang merupakan batang
keras dan kuat. Bentuk irisan melintang batangnya bulat dan permukaannya yang kusam. Tanaman jeruk nipis berhabitus perdu dengan cabang yang lebat
tetapi batang utama bisa terlihat dengan jelas dan tumbuh tidak beraturan serta
tidak terlalu tinggi. Tinggi batang berkisar 0,5 sampai 3,5 meter dan memiliki
permukaan luar yang berwarna coklat tua dan kusam. Pada bantangnya memiliki
duri (spina) pendek yang tajam dan kaku. Arah tumbuh
batang jeruk nipis adalah mengangguk (nutans) yaitu batangnya tumbuh tegak
lurus keatas tetapi pada ujungnya membengkok kembali kebawah. Tipe percabangan
batang monopodial karena batang pokok tampak jelas lebih besar dan panjang
(Boekoesoe dan Jusuf 2015).
Keterangan
1. Epidermis
2. Korteks
3. Xylem
4. Phloem
5. Stele
6. Kambium
Perbesaran 10x10
Pada
irisan melintang batang jeruk nipis terlihat adanya cambium yang menjadi penghubung diantara floem dan xylem, tipe ini biasanya
disebut dengan kolateral terbuka, sedangkan tipe stelenya adalah eustele. Pada
tipe ini, berdasarkan letak cambium terbagi mejadi 2 antara lain cambium
fasikuler (apabila cambium terletak di berkas pengangkut) dan kambium interfasikuler
(apabila kambiumnya terletak diluar berkas pengangkut). Kambium fasikuler
berberan dalam pembentukan xylem kearah dalam dan floem kearah luar, sedangkan
cambium interfaskuler berfungsi dalam pembentukan jari-jari.
Morfologi dan Anatomi Daun
Daun jeruk nipis merupakan daun majemuk menyirip beranak daun satu dengan filotaksis folia sparsa monositik karena disetiap buku-buku terdapat hanya satu daun. Panjang 2,5 – 9 cm, lebar 2,5 cm, sedangkan tulang daunnya menyirip (pennivernis) dengan tangkai bersayap, berwarna hijau dan lebar 5 – 25 mm (Boekoesoe dan Jusuf 2015). Memiliki bentuk jorong (ovalis) sampai bundar (orbicularis) daging daunnya seperti kertas (chartaceus), pangkalnya bulat (rotundus),dan ujungnya tumpul (obtutus). Pada permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua mengkilap sedangkan dibagian bawahnya berwarna hijau muda (Rukmana, 2003), Pada tepi daunnya bergerigit (crenatus) kecil dan tangkai daunnya bersayap sempit (Sarwono, 2001).
Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Kambium
5. Xylem
Perbesaran 10x10
Anatomi daun jeruk secara umum terdiri atas epidermis, kutikula, stomata, mesofil, jaringan palisade, jaringan bunga karang, dan jaringan pembuluh (Lakitan, 2007). Stomata umumnya terdapat pada permukaan bawah daun (abaxial) yang disebut sebagai hipostomatik (Adelina dkk., 2017). Tipe stomata yaitu tipe parasitik yaitu setiap sel penjaga bergabung dengan satu atau lebih sel tetangga dengan sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel penjaga dan apertur. (Tuasam,2018).
Sel Sekretori
Jaringan
sekretori merupakan suatu jaringan tumbuhan yang terdiri dari satu sel atau
lebih dengan fungsi sebagai tempat pengeluaran senyawa-senyawa atau secret dari
dalam tumbuhan seperti air, mineral, lendir, getah minyak, dan lemak
(Farjasari, 2017). Berdasarkan
senyawa yang dikeluarkan, jaringan sekretori dibagi menjadi tiga yaitu jaringan
rekretori, jaringan ekskretori dan jaringan sekretori. Jaringan rekretori
adalah apabila senyawa yang keluar dari dalam tubuh tumbuhan tetapi belum masuk
ke dalam proses metabolisme, sedangkan jaringan ekskretori adalah apabila
senyawa yang dikeluarkan merupakan produk akhir dari proses metabolisme, dan
jaringan sekretori adalah apabila senyawa yang dikeluarkan masih bermanfaat
untuk proses metabolisme (Nugroho, 2017 : 31).
Berdasarkan bentuknya, jaringan sekretori dapat
dibedakan menjadi rambut kelenjar, sel sekretori, ruang sekretori, kelenjar
sekretori dan saluran sekretori. Struktur sekretori dibedakan menjadi dua
berdasarkan lokasinya yaitu struktur sekretori eksternal meliputi trikoma,
nektarium atau kelenjar madu, hidatoda serta stigma dan struktur sekretori
internal berupa idioblas, rongga sekretori, saluran sekretori dan latisifer
(Dorly, dkk., 2015). Menurut Dhaniaputri (2013 : 12), senyawa
kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
metabolit primer dan metabolit sekunder. Semua jenis metabolit sekunder
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup tumbuhan seperti gula fosfat, asam amino,
asam nukleat, klorofil dan senyawa organik. Sedangkan metabolit sekunder
merupakan senyawa yang tidak diperlukan oleh semua jenis tumbuhan bagi
pertumbuhan dan perkembangan normal. Hasil sekresi melalui struktur sekretori berupa minyak esensial, resin,
lateks, garam mineral, dan berbagai macam senyawa kimia seperti alkaloid dan
glikosida (Dorly, dkk., 2015).
Pada
tamanan jeruk nipis (Citrus
aurantifolia )
memiliki kelenjar sekretori yang tersusun dari sel sekretori berdinding tipis
dan mengelilingi ruangan tersebut. Didalam kelenjar sekretori terdapat suatu
senyawa salah satunya minyak atsiri yang ditemukan pada daun dan buah jeruk
menghasilkan aroma yang khas (Fajarsari,2017). Ruang dan kelenjar pada jeruk nipis
dihasilkan dengan beberapa cara yaitu secara lisigen (apabila ruang yang terjadi karena sel beserta isinya
larut) dimana ruangan antara sel terjadi karena
lisisnya dinding sel (Nugroho, 2017)
Tanaman jeruk merupakan salah satu tanaman penghasil
minyak atsiri. Komposisi senyawa minyak atsiri dalam jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) adalah limonen (33,33%), βpinen (15,85%), sitral (10,54%), neral
(7,94%), γ-terpinen (6,80%), α-farnesen (4,14%), αbergamoten (3,38%),
β-bisabolen (3,05%), α-terpineol (2,98%), linalol (2,45%), sabinen (1,81%),
β-elemen (1,74%), nerol (1,52%), α-pinen (1,25%), geranil asetat (1,23%), 4-
terpineol (1,17%), neril asetat (0,56%) dan trans-β-osimen (0,26%). (Astarini
et al, 2010).
Ruang
sekretori pada jeruk nipis terletak pada bagian yang ditunjuk anak panah (huruf
A) dimana didalamnya terdapat senyawa hasil metabolit sekunder baik berupa
minyak atsiri maupun senyawa lainnya. (Farjasari, 2017). Senyawa metabolit
sekunder tersebut biasanya digunakan sebagai alat untuk mempertahankan diri
tumbuhan. Bagi manusia aroma yang dihasilkan oleh beberapa tanaman digunakan
untuk membuat suatu produk baik dalam bidang kosmetik, makanan maupun minuman.
Sedangkan bagi makhluk hidup lain seperti serangga menjadi alat pengusir agar
tidak dapat merusak tanaman.
Manfaat
Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia s.) adalah salah satu tanaman yang banyak digunakan oleh
masyarakat sebagai bumbu masakan dan obat-obatan (Razak, Djamal, dan Revilla
2013). Jeruk
nipis mengandung unsur senyawa kimia misalnya asam sitrat, asam amino
(triptofan, lisin), minyal atsiri (sitral, limonene, felandren, lemon kamfer,
kadinen, gerani-lasetat, linali lasetat, aktilaldehid, monildehid), damar,
glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin B1 dan
C, senyawa saponin, dan flavonoid (hesperidin yang berfungsi untuk anti
inflamasi, antioksidan, dan menghambat sintesis prostaglandin)
Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia
yang bemanfaat, misalnya: asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak
atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat,
linali-lasetat, aktilaldehid, nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun,
lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk
nipis juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin
(hesperetin 7-rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide.
Hesperidin bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan, dan menghambat sintesis
prostaglandin. Hesperidin juga menghambat azoxymethane (AOM) yang menginduksi
karsinogenesis pada colon kelinci, dan juga menghambat
N-butil-N-(4-hidroksi-butil) nitrosamin yang menginduksi karsinogenesis pada
kandung kemih tikus (Chang, 2001).
Jeruk nipis
juga mengandung 7% minyak essensial yang mengandung citral, limonen, fenchon,
terpineol, bisabolene, dan terpenoid lainnya. Guo, et al. (2006) telah meneliti bahwa D-Limonene dapat menghambat
proliferasi dan menginduksi apoptosis pada sel HL-60 dan sel K562. Buah jeruk nipis berkhasiat sebagai
penambah nafsu makan, diare, antipireutik, antiinflamasi, antibakteri dan diet
(Prastiwi dan Ferdiansyah 2013). Jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai obat
batuk, meluruhkan dahak, influenza, dan jerawat (Lauma, Pangemanan, dan
Hutagalung 2015). Selain itu, juga dapat
bisa sebagai obat penurun panas, dan obat pegal linu, obat disentri, sembelit,
ambeien, haid tidak teratur, difteri, kepala pusing atau vertigo, suara serak batuk,
mencegah rambut rontok, ketombe, flu/demam, menghentikan kebiasaan merokok,
amandel, penyakit anyang-anyangan, mimisan, radang hidung, dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka
Anonim.2019.Cara Menanam Jeruk Nipis Agar Cepat Berbuah
Lebat.Cybext
Diakses
pada
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/89812/CARA-MENANAM-JERUK-NIPIS-AGAR-CEPAT-BERBUAH-LEBAT/
Anonim.2019.Budidaya Jeruk Nipis.Cybext
Diakses
pada
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/75212/budidaya-jeruk-nipis/
Tuasamu, Yati.2018.Karakterisasi Morfologi Daun dan Anatomi Stomata pada Beberapa Species
Tanaman Jeruk (Citrus sp).Ambon;Jurnal Agribisnis Perikanan
E-ISSN
2598-8298/P-ISSN 1979-6072 DOI:
10.29239/j.agrikan.11.2.8-90
Diakses pada
Fajarsari,
Mei.2017.Pembentukan Sel Sekretori Pada
Daun dan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).Yogyakarta.Universitas
Negeri Yogyakarta
Diakses
pada
http://seminar.uny.ac.id/sembiouny2017/sites/seminar.uny.ac.id.sembiouny2017/files/B%208a.pdf
Sari,
Rina et al.2017.Laporan Akhir Penelitian
Riset Dasar “Kajian Potensi Pengembangan Agribisnis Jeruuk Nipis (Citrus
aurantifolia) di Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat.Padang;Unversitas
Andalas
Diakses
pada
http://repo.unand.ac.id/10265/1/LAPORAN%20AKHIR%20PENELITIAN%20JERUK%20NIPIS.pdf
Setiyana,
Dewi.2014.Preparan Irisan Melintang Daun,
Batang, Akar Citrus sp. Dengan Metode Non Embeddung (Bebas).Semarang;Universitas
Negeri Semarang
Diakses
pada
ü https://fdokumen.com/document/laporan-praktikum-non-embedding-citrus-spdewi-setiyana.html
ü https://www.slideshare.net/dewisetiyana52/laporan-praktikum-nonembedding-citrus-spdewi-setiyana
Purnama.2014.Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).
Diakses pada
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/5311/3/BAB%20II.pdf
Anonim.2008.Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia).Yogyakarta;Cancer
Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada
Diakses pada
https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=183
sangat bermanfaat kak, tapi kalau boleh saya saran dilengkapi dengan gambar juga ya kak😊🙏
BalasHapus